2022, Salju Gunung Kilimanjaro Diperkirakan Hilang

BEIJING--MI: Salju di puncak gunung Kilimanjaro diperkirakan akan hilang pada tahun 2022, demikian hasil penelitian para ilmuwan yang dilaporkan National Academy of Sciences, Selasa (3/11).

Menurut glaciologist Lonnie Thompson dari Ohio State University, yang memimpin penelitian, untuk pertama kalinya dalam hampir 12.000 tahun, didasarkan pada analisis inti es, puncak tertinggi di Afrika tersebut mungkin akan bebas es pada awal 2022 atau akhir 2033.

"Dari lapisan es yang ada sejak tahun 1912," Thompson dan koleganya menulis di koran, "85 persen telah menghilang dan 26 persen dari yang tersisa pada tahun 2000 juga telah hilang."

Mengenai penyebab mencairnya salju di puncak Kilimanjaro, beberapa peneliti puncak gunung, termasuk mereka yang terlibat dalam kajian ini, berbeda soal kesimpulan. Mereka berbeda kesimpulan apa penyebab utama melelehnya salju, apakah lebih banyak karena aktivitas manusia atau lebih banyak akibat pengaruh iklim.

Beberapa penelitian menunjukkan hilangnya es terutama disebabkan dengan apa yang dilihat sebagai faktor-faktor lokal: yaitu, kurangnya hujan salju dan juga karena sublimasi, sebuah proses yang mengubah air es langsung menajdi uap pada suhu di bawah titik beku.

Tapi sebuah studi baru muncul, selain karena sublimasi, pemanasan global diduga sebagai penyebab utama melelehnya salju.

"Ini adalah dokumentasi yang sangat teliti mengenai perubahan gletser Kilimanjaro," kata Kevin Trenberth, kepala bagian analisis iklim di National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, yang tidak ambil bagian dalam studi. Trenberth mengatakan ia tidak ragu-ragu "bahwa gletser akan hlang dan terus hilang."

"The salju di Kilimanjaro" juga merupakan judul cerita pendek terkenal karya Ernest Hemingway pada 1938 di mana berlatar belakang puncak Kilimanjaro yang sangat indah."(Xinhua/OL-02)


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »